Menyapih Dengan Cinta

Menyapih Dengan Cinta

Menyapih diharapkan terjadi setelah bayi mendapatkan standar emasnya dan memerlukan kesiapan ibu/bayi.

🎀 Menyapih ada dua jenis, ditentukan oleh bayi dan ibu

· Menyapih yang ditentukan oleh bayi umumnya terjadi pada bayi yang sudah tidak membutuhkan menyusui secara nutrisi maupun psikologis. Umumnya, terjadi pada bayi berusia lebih dari setahun yang telah mengonsumsi makanan padat, dapat minum dari gelas dengan baik, dan proses menyusuinya berkurang secara bertahap. Jika anak dibiarkan menyapih sesuai keinginannya, menyusui umumnya akan berhenti di rentang usia 2-4 tahun, meski ada yang lebih cepat atau lebih lama.

· Menyapih yang ditentukan oleh ibu biasanya dilakukan setelah bayi berusia 18 bulan karena menyapih perlu dilakukan secara bertahap dan diperlukan komunikasi yang memadai. Menyapih jenis ini dapat selesai saat bayi berusia 2 tahun atau lebih.

🎀 Proses menyapih

· Menyapih secara mendadak tidak dianjurkan dilakukan, karena hal ini akan menyebabkan stres pada ibu dan anak, juga bisa menyebabkan terjadinya masalah pada payudara, mulai dari saluran ASI yang tersumbat hingga mastitis.

·  Menyapih secara bertahap sangat dianjurkan untuk dilakukan karena bayi disiapkan untuk disapih dan ibu pun memiliki waktu untuk menyapih. Menyapih bertahap dilakukan sebelum target waktu menyapih tiba, misal di usia 18 bulan atau lebih sehingga bayi tetap mendapatkan ASI sampai usia 2 tahun atau menyapih dapat dilakukan setelah usia bayi 2 tahun.

🎀 Cara menyapih bertahap:

  1. Katakan pada bayi bahwa ada masanya berhenti menyusui
  2. Lalu mulailah memberikan jadwal menyusu yang lebih jarang daripada biasanya. Secara alamiah, di usia 20-24 bulan bayi sudah dalam persiapan disapih sehingga ia sudah bisa diminta untuk menunggu/menunda saat ingin menyusu.
  3. Ibu dapat mulai mengurangi frekuensi menyusu baik di siang hari maupun malam hari, begitu pula dengan frekuensi perah.
  4. Perbanyak kontak dengan bayi sehingga bayi dan ibu tidak mengalami stres saat proses menyapih dilakukan. Menjauhi bayi saat menyapih tidak akan membantu melancarkan proses menyapih.
  5. Perbanyak kegiatan selain menyusui yang bisa dilakukan ibu dan anak. Ayah dapat terlibat dengan lebih sering berinteraksi dengan anak, dan mengalihkan perhatiannya dari menyusu.

🚨Perhatikan perubahan ini:

1. Rasa takut akan berpisah dengan ibu yang tidak wajar.
2. Menangis, rewel, atau tantrum.
3. Frekuensi bangun di malam hari meningkat.
4. Menggigit (padahal sebelumnya tidak pernah dilakukan).
5. Bayi memiliki kedekatan baru dengan mainan, selimut, dan lain-lain.
6. Bayi suka mengisap jari atau empeng.
7. Bayi menolak makan, nyeri perut, atau sembelit.

Hal-hal tersebut adalah tanda-tanda stres pada bayi yang sedang disapih.

Menyapih merupakan salah satu tonggak perkembangan anak. Ada anak yang cepat beradaptasi, ada yang tidak. Jika hal di atas terjadi mungkin anak belum siap, karenanya berikan waktu lebih
lama bagi anak untuk tetap menyusu, dan latih kembali dari awal hingga ia benar-benar siap. Sejauh ini belum ditemukan adanya kerugian secara medis menyapih lebih lama dari 2 tahun.

Ditulis oleh: dr. Gita
Seorang dokter umum dan konselor menyusui, aktif sebagai konselor menyusui sejak tahun 2010, salah satu inisiator dan pendiri GIM.